Hai guys :)....
Yeay ketemu lagi bersama gue tyas di blog ini. Usut punya usut gue mau ngomongin kelas the best gue di SMAN30 Jakarta Pusat. Gue kelas XI- IPA 2 sekarang, dan akan naik kelas ke kelas 12 lah pastinya. Ngomong-ngomong xi-ipa 2 atau nama tren nya tuh SEPADU , pada mau tau gak siapa-siapa aja penghuninya??... nih deh gue kasih tau biar gak pada penasaran ya kan.
Pertama gue kenalin dulu nih sama ketua sukunya SEPADU yaitu si Nahlia Amarullah, dia orang nya baik, tidak sombong, pintar menabung dll *nahlia says.. Tapi bener dia anak nya tuh baik, enak di ajak ngobrol, tapi hatinya tuh lembuttt banget kaya bayi.. Mau tau orang nya? ini dia nih
Nah gue juga mau kenalin nih sahabat-sahabat gue di kelas namanya: Nurul, Revi, Vinanda. Merekalah yang menghibur gue dengan kelucuan, kepolosan, dan tingkah lakunya yang kadang aneh-aneh dikelas pada saat pelajaran MIPA kalo lagi ngebosenin. Dan terkadang pun kita ber-4 suka ketawa lepas pas pelajaran, dan gak sedikit guru yang pada negor dan ngomelin kita ber-4. Tapi tempat duduk kita ber-4 sekarang mencar-mencar karena ada peraturan baru dan gak boleh berisik di kelas. * Miss you guys :'( *
Gue, Revi, Nurul
Nurul, Revi, Gue
Vinanda, Revi
Tapi maaf nie sebelumnya gue gak bisa nyeritain satu persatu. jadi gue sebutin aja ya anak-anak di SEPADU. Jadi ada Nahlia, Gue (tyas), Nurul, Revi, Vinanda, Iis, Isti, Mona, Posma, Rifda, Fika, Heidy, Fitrah, Dian, Hanna, Naomi, Cendikia, Raffa, Agung, Partogi, Hafly, Reza, Anggi, Laras, Gede, Arif.
Hey guys...
Ini pertama kalinya gue punya blogg. Jadi harap di maklum kalo gue masih norak, katro, bego dan apalah itu hehe.. Pertama-tama ngomongin apa ya yang enak??
"Entahlah masih bingung, lagi gak ada inspirasi"
Yaudah kita omongin gue aja ya, jangan bilang" ya ke yang lain.. hihihi
Nama gue Ahyaningtyas Sapitri. Panggil gue Tyas aja. Akhiran nama gue biasanya ang selalu dapet cibiran. Ada yang bilang kok SAPITRI sih berarti " Sapi Tiga dong" kurang ajar yah. Nah asal mulanya nama akhiran gue sapitri itu adalah keteledoran bokap gue salah nulis di akte kelahiran. Tadinya emang Safitri. Nah mumpung bokap pun juga orang sunda yang gak bisa ngomong ef dan di ubah menjadi P "indri say" dan lahirlah nama gue menjadi SAPITRI..
Udah dulu ya guys, kalo mau tau lebih banyak tentang gue, tungguin aja posting selanjutnya ya :)
Do not ever say
I can not,but must always be optimistic and say that
I can.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmatnya,sehingga proposal yang berjudul “GLOBALISASI DAN
DAMPAKNYA PADA KEHIDUPAN REMAJA DI BIDANG BUDAYA” bisa terselesaikan dengan
baik.
Dalam hal ini saya juga menjabarkan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan globalisasi dan dampaknya pada kehidupan remaja di bidang budaya, dari
tingkah lakunya pergaulannya dan juga norma kesopanannya.
Dan tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.Dra.
Yumani, selaku kepala sekolah SMAN 30 Jakarta.
2.Dra.
Sri Yaningsih, Selaku wali kelas X-8
3.Pembimbing
proposal
4.Keluarga
yang telah membantu dan menyemangati penulis dalam pembuatan proposal ini.
5.Dan
juga teman-teman yang telah membantu kami dan memberi sarannya pada kami dalam
pembuatan proposal ini.
Penulis menyadari proposal ini masih jauh dari yang diharapkan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat dengan baik.
Jakarta,
14 Maret 2011.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………….………………....i
HALAMAN
PENGESAHAN………………………………………………….ii
HALAMAN
MOTTO…...……………………………………………………..iii
KATA
PENGANTAR…….…………………………………………………...iv
DAFTAR
ISI………...………………….……………………………………....v
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
1.2 Pembatasan Masalah
1.3 Perumusan Masalah
1.4 Tujuan Penulisan
1.5Metode Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Globalisasi
2.2Pengertian
Budaya
2.3 Pengertian Remaja
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Perkembangan Globalisasi pada kehidupan remaja
Indonesia
di bidang
budaya.
3.2 Dampak globalisasi dari segi positif dan negative
bagi remaja
Indonesia di bidang
budaya.
3.3 Tingkah laku remaja Indonesia akibat pengaruh
globalisasi
Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk
diantaranya aspek budaya.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai
(values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh
warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi
berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam
alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila
disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada
dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran
dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai
dan budaya tertentu keseluruh
dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat
semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri
dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye,
1966 ).
Namun, perkembangan
globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan
berkembangnya teknologi komunikasi.
Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi
antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah
dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi
kebudayaan.
Setiap manusia memiliki
hubungan dengan setiap manusia di muka bumi ini, tidak terkecuali dalam masalah
kebudayaan, remaja dan tentunya Globalisasi. Globalisasi merupakan hal yang
sangat berpengaruh dikehidupan manusia, terlebih lagi remaja.
1
Remaja menjadi sasaran utama dampak globalisasi, sebagai contoh
banyaknya remaja yang kurang sopan (lalai terhadap norma), peraturan yang
dilanggar, cara berpakaian yang tidak sopan, masuknya budaya asing yang tidak
tersaring dengan baik melalui berbagai macam media yang terutama adalah
internet, cara berbicara tidak sopan masuk kedalam pergaulan bebas. hal inilah
yang menjadi pertimbangan kami membuat karya tulis ini.
1.2
PEMBATASANMASALAH
1.Remaja
yang kurang sopan (lalai terhadap norma).
2.Peraturan
yang dilanggar.
3.Cara berpakaian yang tidak sopan.
4.Masuknya
budaya asing yang tidak tersaring dengan baik melalui berbagai macam media yang
terutama adalah internet.
5.Cara berbicara tidak sopan.
6.Masuk kedalam pergaulan bebas.
1.3PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara memilih budaya asing yang masuk ke
remaja Indonesia ?
Apa dampak dari masuknya budaya asing yang masuk
ke kalangan remaja Indonesia ?
Melalui apa sajakah dan bagaimana cara budaya
asing masuk ke remaja Indonesia ?
1.4 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat di ketahui tujuan dari
penelitian yaitu :
sebagai syarat kenaikan kelas X ke kelas XI
menambah pengetahuan dan wawasan penulis
1.5METODE PENULISAN
Metode penulisan yang penulis gunakan
adalah dengan pengumpulan data yang di peroleh dari berbagai sumber.
2
BAB II
KAJIAN
TEORI
2.1 Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau
perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga
bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu
proses sosial, atau
proses sejarah, atau
proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama
lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi
lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh
negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi
tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara
yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin
tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung
berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap
bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang
yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat
bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
·Internasionalisasi:
Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal
ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun
menjadi semakin tergantung satu sama lain.
3
Liberalisasi:
Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar
negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun
migrasi.
Universalisasi:
Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material
maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat
menjadi pengalaman seluruh dunia.
Westernisasi:
Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin
menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
Hubungan
transplanetari dan suprateritorialitas: Arti
kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi
pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya.
Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi
sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
2.2PENGERTIAN BUDAYA
Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata LatinColere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistemagama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis.
4
Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola
hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek
budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa
orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain
terlihat dalam definisi budaya: Budaya
adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang
memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan
"kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut
membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkan duniamakna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang
paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup
mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang
koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.
2.3PENGERTIAN
REMAJA
Remajaberasal dari
kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992).
5
Remaja sebenarnya tidak
mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak
juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa
masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan
dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi
untuk memasuki masa dewasa.
Remaja
adalah mereka yang berusia antara 12-21 tahun. Remaja akan mengalami periode
perkembangan fisik dan psikis menurut Suryabrata Sumadi (2005) sebagai berikut
:
a). Masa pra-pubertas (12-13
tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke
remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak
laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu
meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual
serta organ-organ reproduksi remaja dan perkembangan intelektualitas yang
sangat pesat. Akibatnya, remaj-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik
dan mulai mengidolakan seseorang dan mengikuti gaya hidupnya, misalnya
mengikuti style idolanya baik dalam TV, novel dan lain-lain serta suka
menentang orang lain jika tidak sesuai dengan keinginannya. Pada saat ini
adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan
psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya
dari orang lain.
b). Masa Pubertas (14-16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu
menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga
bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi.
6
Pada masa ini, emosi remaja
menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang
begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada
remaja pria ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan
merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya
serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal
ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal
pengenalan diri atau gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay
dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.
c). Masa akhir pubertas (17-18 tahun)
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan
dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga
bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini
berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih
singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putrid lebih
cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umur kematangan fisik dan seksualitas
mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai
sepenuhnya.
d). Periode remaja Adolesen
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik
segi fisik, emosi, maupun psikisnya.Mereka akan mempelajari berbagai macam hal
yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran
mereka.
Mereka mulai menyadari bahwa
mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan
mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya.
Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase
ini. Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang diantaranya
adalah kenakalan remaja dapat
7
dilakuakan melalui dua pendekatan
yaitu pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual,
individu sebagai satuan pengamatan sekaligus sumber masalah. Untuk pendekatan
sistem, individu sebagai satuan pengamatan sedangkan sistem sebagai sumber
masalah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ternyata
ada hubungan negatif antara kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga.
Artinya semakin meningkatnya keberfungsian sosial sebuah keluarga dalam
melaksanakan tugas kehidupan, peranan dan fungsinya maka akan semakin rendah
tingkat kenakalan anak-anaknya atau kualitas kenakalannya semakin rendah. Di
samping itu penggunaan waktu luang yang tidak terarah merupakan sebab yang
sangat dominan bagi remaja untuk melakukan perilaku menyimpang.
8
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
PERKEMBANGAN GLOBALISASI PADA KEHIDUPAN REMAJA INDONESIA DI BIDANG BUDAYA
Pada kehidupan remaja
saat ini,banyak juga pengaruh globalissasi yang terjadi. Diantaranya adalah
perubahankebudayaanpada sisi kehidupan remaja sehari-hari.
Contohnya cara berpakaian remaja saat ini yang kurang sopan.oleh sebab itu
globalisasi sangat berpengaruh besar terhadap sikap seoarang remaja.
3.2 DAMPAK
GLOBALISASI DARI SEGI POSITIF DAN DARI SEGI NEGATIVE BAGI REMAJA INDONESIA DI
BIDANG BUDAYA
Dampak
Positif Globalisasi
Adakah pengaruh globalisasi ini membawa
dampak positif bagi kehidupan para remaja? Sedikit
banyaknya tentu saja memberikan pengaruh dan perkembangan yang bernilai manfaat
terhadap sistem kehidupan. Meskipun di satu sisi, kita juga tidak bisa menampik
adanya pengaruh negatif yang muncul akibat adanya proses globalisasi.
Berikut ini beberapa contoh bentuk pengaruh
globalisasi yang bersifat positif terhadap kehidupan para
remaja;
Semakin
cepatnya penguasaan teknologi oleh kalangan usia muda maupun remaja
Tak
dapat dipungkiri, salah satu hal positif yang dirasa cukup baik sebagai
dampak adanya globalisasi di bidang teknologi adalah
semakin cepatnya penguasaan teknologi oleh para kalangan muda. Kita bisa
membandingkan dengan golongan generasi terdahulu yang sampai saat ini tak
jarang yang
9
masih gaptek menggunakan fasilitas
berbagai teknologi. Tapi tak begitu dengan kalangan muda sekarang, era internet telah
melahirkan pararemaja yang cakap dalam penguasaan berbagai bidang teknologi.
Penguasaan teknologi tak lain akan memberikan dampak kemudahan terhadap sistem
kehidupan manusia itu sendiri.
Meningkatnya
kreatifitas dan ruang berkarya para generasi muda
Masuknya berbagai budaya asing,
serta berbagai sistem kehidupan ekonomi dari luar akan memperkaya ruang
kreatifitas para remaja tanah air. Para remaja akan lebih terbuka wawasan
dan daya pikirnya. Ruang belajar dan mempelajari nilai-nilai baru yang ia
terima dari asing disatu sisi akan sangat berimbas pada daya kreatifitas
para remaja.
Mengenal
budaya asing sebagai ruang pembelajaran
Tak selalunya sesuatu yang berasal dari luar negeri atau
negara asing itu bersifat buruk. Kehidupan negara-negara maju merupakan
kehidupan yang jauh lebih mudah, teratur dan canggih. Para remaja bisa
banyak belajar dari lingkungan kehidupan negara-negara maju.
Dampak
Negatif Globalisasi
Pengaruh
globalisasi di samping memberi dampak positif
tentu saja memberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan para remaja.
Pengaruh
mana yang akan muncul, tergantung pada masing-masing penyikapan oleh individu
terkait.
Berikut ini beberapa contoh pengaruh
globalisasi yang bersifat negatif terhadap kehidupan para remaja;
10
Mendorong
para remaja untuk melupakan aturan-aturan agamanya
Hal yang cukup sulit dilakukan adalah mengimbangi pemahaman agama dengan
kemajuan sains dan teknologi yang muncul sebagai dampak ruang globalisasi
yang cukup luas. Agama terkadang dianggap sebagai penghalang kolot.
Ruang kebebasan berbudaya yang
diusung oleh semangat globalisasi terkadang membawa sebagian remaja larut dalam
kehidupan hingar bingar tersebut.
Agama sebagai aturan hidup hanya diletakkan di masjid yang dihuni
oleh para generasi tua. Remaja yang arif adalah mereka yang mampu menyandingkan
globalisasi dengan agama yang mereka jalani. Persandingan ini akan menghasilkan
pengaruh yang cukup baik terhadap perkembangan kualitas diri remaja
bersangkutan.
Terkikisnya
budaya dan adat lokal
Segala sesuatu yang berasal dari luar negeriakan dianggap sebagai hal yang jauh lebih hebat ketimbang
hal-hal yang berasal dari lokal. Akibatnya, banyak para remaja yang lebih
berkiblat pada budaya asing ketimbang budaya sendiri. Baru kemudian
sebagian orang akan bersuara jika budaya dalam negeri telah diambil oleh
negara-negara asing.
11
3.3TINGKAH LAKU REMAJA INDONESIA AKIBAT PENGARUH
GLOBALISASI DI BIDANG BUDAYA
Tingkah laku remaja saat ini juga banyak berubah
akibat dari pengaruh globalisasi yang datang dari luar.contoh akibat
globalisasi pada ting kah lakupara
remaja adalah
sikap
yang kurang sopan terhadap orang yang lebih tua dan mengakibatkan perubahan
tingkah laku yang kurang sopan pada remaja saat ini.
Berikut beberapa contoh tingkahlaku remaja akibat pengaruh globalisasi di bidang
budaya:
Penggunaan narkoba
Remaja yang menggunakan narkoba bukan berarti memiliki moral yang lemah.
Banyaknya zat candu yang terdapat pada narkoba membuat remaja sulit melepaskan
diri dari jerat narkoba jika tidak dibantu orang-orang sekelilingnya.
Zat kokain dan methamphetamine yang terdapat dalam narkoba akan memunculkan
energi dan semangat dalam waktu cepat. Sedangkan heroin, benzodiazepines dan
oxycontin membuat perasaan tenang dan rileks dalam otak. Ketika otak sudah
tidak menerima lagi asupan zat-zat tersebut, maka akan timbul rasa sakit dan
itulah yang membuat seseorang kecanduan.
Mengonsumsi alkohol
Alkohol
merupakan substansi utama yang paling banyak digunakan remaja dan sering
berhubungan dengan kecelakaan kendaraan bermotor yang merupakan penyebab utama
kematian remaja. Menurut Clinical and Experimental Research, remaja yang
mengonsumsi alkohol, daya ingatnya akan berkurang hingga 10 persen.
12
Substance Abuse and Mental Health Services
Administration juga mengatakan bahwa 31 persen remaja yang minum alkohol
mengaku stres dan memiliki Attention-Deficit Disorder (ADD) karena jarang
diperhatikan oleh orang tua.
Hubungan Seksual Pra Nikah
Beberapa
faktor yang mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah adalah
membaca buku porno dan menonton blue film. Adapun motivasi utama melakukan
senggama adalah suka sama suka, pengaruh teman, kebutuhan biologis dan merasa
kurang taat pada nilai agama.
Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Ohio University menyebutkan
bahwa remaja yang melakukan hubungan seks di usia dini cenderung menjadi
pribadi yang meresahkan masyarakat, yaitu menjadi seorang pemalak.
Aborsi
Saat ini
tiap hari ada 100 remaja yang melakukan aborsi karena kehamilan di luar nikah.
Jika dihitung per tahun, 36 ribu janin dibunuh oleh remaja dari rahimnya. Ini
menunjukkan pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini sangat
memprihatinkan. Survei Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia
menemukan jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahunnya mencapai 2,3 juta
dan 30% di antaranya dilakukan oleh remaja. Menurut National Abortion
Federation, sebanyak 4 dari 5 wanita di Amerika telah melakukan hubungan seks
sebelum usia 20 tahun, dan sebanyak 70 persennya adalah remaja. Karena mental
yang belum siap, mereka pun melakukan aborsi. Pengetahuan seks yang kurang
menjadi salah satu pemicunya.
Kecanduan Game
13
Terlalu sering bermain game akan membahayakan fisik
dan psikologisnya. Seperti dikutip dari PsychiatricTime, alasan anak-anak
bermain
game adalah ingin mencoba sesuatu yang baru dan untuk menghilangkan stres
akibat tugas sekolah atau karena suatu masalah.
Seorang anak
boleh saja bermain game, asalkan waktunya dibatasi dan hal yang terpenting
adalah pemilihan game yang tepat untuk anak-anak.
Perubahan ideologi
Masa remaja
sering dikaitkan dengan masa mencari jati diri. Akibatnya mereka mudah dimasuki
ideologi-ideologi dari luar dan jika ideologi itu terus dipupuk akan
menyebabkan sifat idealis di kemudian hari. Sifat idealis yang terus berkembang
bisa menyebabkan perbedaan pandangan dengan keluarga, dan akhirnya remaja
memilih melepas keluarga dan melanjutkan ideologinya.
Seperti
contoh baru-baru ini, tersangka teroris Hotel Marriot dan Ritz Carlton Juli 2009
adalah remaja lulusan SMA yang mau melakukan aksi tersebut karena telah
didoktrin jalan tersebut adalah jihad.
Remaja
gampang disusupi hal-hal negatif di atas karena jiwanya masih labil. Orangtua
harus tanggap terhadap perilaku anak yang berubah agar jika sudah ada
gejala-gejala yang aneh bisa segera diselamatkan sejak awal. Komunikasi yang
bagus menjadi kunci anak mau berterus terang kepada orangtuanya serta
pengajaran akhlak.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan
di atas sangat jelaslah bahwaglobalisasi
sangat berpengaruh banyak terhadap kehidupan budaya di Indonesia terutama pada
kebudayaanremaja Indonesia. Sehingga
banyak sekali perubahan kebudayaan remaja Indonesia dari segi positif maupun dari
segi negativenya.
4.2 SARAN
Dengan adanya globalisasi saat ini banyak
penyebab dari negative globalisasi terhadap kebudayaan remaja Indonesia,
seharusnya para remaja indonesia yang sudah terkena dampak nya harus lebih
pintar menyaring budaya yang masuk ke indonesia, memperkuat imannya agar tidak
terjerumus ke pergaulan bebaspengaruh
globalisai.
Namun tidak hanya dari sisi negative nya,
globalisasi pun ada dampak positif nya bagi kita semua terutama remaja agarbisa membangun bangsa kelak dengan
kecanggihanteknologi akibat
globalisasi.