Selasa, 29 November 2011

Anak-anak XI- IPA 2

Hai guys :)....
Yeay ketemu lagi bersama gue tyas di blog ini. Usut punya usut gue mau ngomongin kelas the best gue di SMAN30 Jakarta Pusat. Gue kelas XI- IPA 2 sekarang, dan akan naik kelas ke kelas 12 lah pastinya. Ngomong-ngomong xi-ipa 2 atau nama tren nya tuh SEPADU , pada mau tau gak siapa-siapa aja penghuninya??... nih deh gue kasih tau biar gak pada penasaran ya kan.
Pertama gue kenalin dulu nih sama ketua sukunya SEPADU yaitu si Nahlia Amarullah, dia orang nya baik, tidak sombong, pintar menabung dll *nahlia says.. Tapi bener dia anak nya tuh baik, enak di ajak ngobrol, tapi hatinya tuh lembuttt banget kaya bayi.. Mau tau orang nya? ini dia nih


Nah gue juga mau kenalin nih sahabat-sahabat gue di kelas namanya: Nurul, Revi, Vinanda. Merekalah yang menghibur gue dengan kelucuan, kepolosan, dan tingkah lakunya yang kadang aneh-aneh dikelas pada saat pelajaran MIPA kalo lagi ngebosenin. Dan terkadang pun kita ber-4 suka ketawa lepas pas pelajaran, dan gak sedikit guru yang pada negor dan ngomelin kita ber-4. Tapi tempat duduk kita ber-4 sekarang mencar-mencar karena ada peraturan baru dan gak boleh berisik di kelas. * Miss you guys :'( *

 Gue, Revi, Nurul

 Nurul, Revi, Gue

Vinanda, Revi

Tapi maaf nie sebelumnya gue gak bisa nyeritain satu persatu. jadi gue sebutin aja ya anak-anak di SEPADU. Jadi ada Nahlia, Gue (tyas), Nurul, Revi, Vinanda, Iis, Isti, Mona, Posma, Rifda, Fika, Heidy, Fitrah, Dian, Hanna, Naomi, Cendikia, Raffa, Agung, Partogi, Hafly, Reza, Anggi, Laras, Gede, Arif.

SEPADU with wali kelas (Mom Norma)

Thank's ~Tyas :)

Minggu, 13 November 2011

My First Akun Blogg

Hey guys...
Ini pertama kalinya gue punya blogg. Jadi harap di maklum kalo gue masih norak, katro, bego dan apalah itu hehe.. Pertama-tama ngomongin apa ya yang enak??
"Entahlah masih bingung, lagi gak ada inspirasi"
Yaudah kita omongin gue aja ya, jangan bilang" ya ke yang lain.. hihihi
Nama gue Ahyaningtyas Sapitri. Panggil gue Tyas aja. Akhiran nama gue biasanya ang selalu dapet cibiran. Ada yang bilang kok SAPITRI sih berarti " Sapi Tiga dong" kurang ajar yah. Nah asal mulanya nama akhiran gue sapitri itu adalah keteledoran bokap gue salah nulis di akte kelahiran. Tadinya emang Safitri. Nah mumpung bokap pun juga orang sunda yang gak bisa ngomong ef dan di ubah menjadi P "indri say" dan lahirlah nama gue menjadi SAPITRI..

Udah dulu ya guys, kalo mau tau lebih banyak tentang gue, tungguin aja posting selanjutnya ya :)

Karya Tulisku


GLOBALISASI DAN DAMPAKNYA PADA KEHIDUPAN REMAJA
DI BIDANG BUDAYA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kenaikan Kelas X Ke Kelas XI
SMA Negeri 30 Jakarta Tahun Pelajaran 2010 – 2011

images

Oleh Kelompok 1 Kelas X-8
Nama: - Achmad Harseno                
           - Ahyaningtyas Sapitri          
            - Rosita Angraeni
- Samuel

NIS:


Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta
Sekolah Menengah Atas Negeri 30 Jakarta
Jakarta 2011
i
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Penelitian ini telah disahkan pada
Hari………..……..tanggal..................bulan…………….tahun 2011 oleh:


Pembimbing Materi


                                                  Dra. Sri Yaningsih

NIP. 131128403



  Mengetahui,
Kepala Sekolah

Dra. Yumani
NIP. 196003081984032005


ii

MOTTO

Do not ever say I can not,but must always be optimistic and say that
I can.

















iii



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatnya,sehingga proposal yang berjudul “GLOBALISASI DAN DAMPAKNYA PADA KEHIDUPAN REMAJA DI BIDANG BUDAYA” bisa terselesaikan dengan baik.
Dalam hal ini saya juga menjabarkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan globalisasi dan dampaknya pada kehidupan remaja di bidang budaya, dari tingkah lakunya pergaulannya dan juga norma kesopanannya.
Dan tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Dra. Yumani, selaku kepala sekolah SMAN 30 Jakarta.
2.      Dra. Sri Yaningsih, Selaku wali kelas X-8
3.      Pembimbing proposal
4.      Keluarga yang telah membantu dan menyemangati penulis dalam pembuatan proposal ini.
5.      Dan juga teman-teman yang telah membantu kami dan memberi sarannya pada kami dalam pembuatan proposal ini.
Penulis menyadari proposal ini masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga proposal ini dapat bermanfaat dengan baik.

                                                                                        Jakarta, 14 Maret 2011.


                                                                             Penulis


iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….………………....i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….ii
HALAMAN MOTTO…...……………………………………………………..iii
KATA PENGANTAR…….…………………………………………………...iv
DAFTAR ISI………...………………….……………………………………....v
BAB I PENDAHULUAN                
                        1.1 Latar Belakang Masalah
                        1.2 Pembatasan Masalah
                        1.3 Perumusan Masalah
                        1.4 Tujuan Penulisan
                        1.5  Metode Penulisan
BAB II            KAJIAN TEORI
                        2.1 Pengertian Globalisasi
2.2    Pengertian Budaya
          2.3 Pengertian Remaja

                         





BAB III          PEMBAHASAN
3.1 Perkembangan Globalisasi pada kehidupan remaja Indonesia
                          di bidang budaya. 
3.2 Dampak globalisasi dari segi positif dan negative bagi remaja
                          Indonesia di bidang budaya.
3.3 Tingkah laku remaja Indonesia akibat pengaruh globalisasi  
                          di bidang budaya.
BAB IV          PENUTUP
                        4.1 Kesimpulan
                        4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………vi
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................vii











v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
 Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.             
 Setiap manusia memiliki hubungan dengan setiap manusia di muka bumi ini, tidak terkecuali dalam masalah kebudayaan, remaja dan tentunya Globalisasi. Globalisasi merupakan hal yang sangat berpengaruh dikehidupan manusia, terlebih lagi remaja.   
1
Remaja menjadi sasaran utama dampak globalisasi, sebagai contoh banyaknya remaja yang kurang sopan (lalai terhadap norma), peraturan yang dilanggar, cara berpakaian yang tidak sopan, masuknya budaya asing yang tidak tersaring dengan baik melalui berbagai macam media yang terutama adalah internet, cara berbicara tidak sopan masuk kedalam pergaulan bebas. hal inilah yang menjadi pertimbangan kami membuat karya tulis ini.
                                                                                                                                   
1.2 PEMBATASAN  MASALAH
1.      Remaja yang kurang sopan (lalai terhadap norma).
2.      Peraturan yang dilanggar.
3.       Cara berpakaian yang tidak sopan.
4.      Masuknya budaya asing yang tidak tersaring dengan baik melalui berbagai macam media yang terutama adalah internet.
5.       Cara berbicara tidak sopan.
6.       Masuk kedalam pergaulan bebas.
1.3  PERUMUSAN MASALAH
  1. Bagaimana cara memilih budaya asing yang masuk ke remaja Indonesia ?
  2. Apa dampak dari masuknya budaya asing yang masuk ke kalangan remaja Indonesia ?
  3. Melalui apa sajakah dan bagaimana cara budaya asing masuk ke remaja Indonesia ?
1.4 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat di ketahui tujuan dari penelitian yaitu :
  1. sebagai syarat kenaikan kelas X ke kelas XI
  2. menambah pengetahuan dan wawasan penulis
1.5  METODE PENULISAN
      Metode penulisan yang penulis gunakan adalah dengan pengumpulan data yang di peroleh dari berbagai sumber.

                                                      2
BAB II
KAJIAN TEORI
     2.1 Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
·         Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
3
  • Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
  • Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
  • Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
  • Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
2.2  PENGERTIAN BUDAYA

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
                                                4
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
  Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
  Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
2.3  PENGERTIAN REMAJA
    Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992).
                                                      5
 Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
 Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
    Remaja adalah mereka yang berusia antara 12-21 tahun. Remaja akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis menurut Suryabrata Sumadi (2005) sebagai berikut :
a). Masa pra-pubertas (12-13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja dan perkembangan intelektualitas yang sangat pesat. Akibatnya, remaj-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik dan mulai mengidolakan seseorang dan mengikuti gaya hidupnya, misalnya mengikuti style idolanya baik dalam TV, novel dan lain-lain serta suka menentang orang lain jika tidak sesuai dengan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain.
b). Masa Pubertas (14-16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi.
                                                            6
Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja pria ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri atau gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.
c). Masa akhir pubertas (17-18 tahun)
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putrid lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umur kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.
d). Periode remaja Adolesen
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya.Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka.
Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini. Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang diantaranya adalah kenakalan remaja dapat
                                                            7
dilakuakan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual, individu sebagai satuan pengamatan sekaligus sumber masalah. Untuk pendekatan sistem, individu sebagai satuan pengamatan sedangkan sistem sebagai sumber masalah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ternyata ada hubungan negatif antara kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga. Artinya semakin meningkatnya keberfungsian sosial sebuah keluarga dalam melaksanakan tugas kehidupan, peranan dan fungsinya maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau kualitas kenakalannya semakin rendah. Di samping itu penggunaan waktu luang yang tidak terarah merupakan sebab yang sangat dominan bagi remaja untuk melakukan perilaku menyimpang.


                                                           





                                                           




8
BAB III         
PEMBAHASAN
3.1 PERKEMBANGAN GLOBALISASI PADA KEHIDUPAN REMAJA INDONESIA DI BIDANG BUDAYA

Pada kehidupan remaja saat ini,banyak juga pengaruh globalissasi yang terjadi. Diantaranya adalah perubahan  kebudayaan  pada sisi kehidupan remaja sehari-hari. Contohnya cara berpakaian remaja saat ini yang kurang sopan.oleh sebab itu globalisasi sangat berpengaruh besar terhadap sikap seoarang remaja.

3.2 DAMPAK GLOBALISASI DARI SEGI POSITIF DAN DARI SEGI NEGATIVE BAGI REMAJA INDONESIA DI BIDANG BUDAYA
Dampak Positif Globalisasi
   Adakah pengaruh globalisasi ini membawa dampak positif bagi kehidupan para remaja? Sedikit banyaknya tentu saja memberikan pengaruh dan perkembangan yang bernilai manfaat terhadap sistem kehidupan. Meskipun di satu sisi, kita juga tidak bisa menampik adanya pengaruh negatif yang muncul akibat adanya proses globalisasi.
    Berikut ini beberapa contoh bentuk pengaruh globalisasi yang bersifat positif terhadap kehidupan para remaja;
  • Semakin cepatnya penguasaan teknologi oleh kalangan usia muda maupun remaja
  • Tak dapat dipungkiri, salah satu hal positif yang dirasa cukup baik sebagai dampak adanya globalisasi di bidang teknologi adalah semakin cepatnya penguasaan teknologi oleh para kalangan muda. Kita bisa membandingkan dengan golongan generasi terdahulu yang sampai saat ini tak jarang yang
9
masih gaptek menggunakan fasilitas berbagai teknologi. Tapi tak begitu dengan kalangan muda sekarang, era internet telah melahirkan pararemaja yang cakap dalam penguasaan berbagai bidang teknologi. Penguasaan teknologi tak lain akan memberikan dampak kemudahan terhadap sistem kehidupan manusia itu sendiri.
  • Meningkatnya kreatifitas dan ruang berkarya para generasi muda

    Masuknya berbagai
    budaya asing, serta berbagai sistem kehidupan ekonomi dari luar akan memperkaya ruang kreatifitas para remaja tanah air. Para remaja akan lebih terbuka wawasan dan daya pikirnya. Ruang belajar dan mempelajari nilai-nilai baru yang ia terima dari asing disatu sisi akan sangat berimbas pada daya kreatifitas para remaja.
  • Mengenal budaya asing sebagai ruang pembelajaran

    Tak selalunya sesuatu yang berasal dari
    luar negeri atau negara asing itu bersifat buruk. Kehidupan negara-negara maju merupakan kehidupan yang jauh lebih mudah, teratur dan canggih. Para remaja bisa banyak belajar dari lingkungan kehidupan negara-negara maju.
Dampak Negatif Globalisasi
    Pengaruh globalisasi di samping memberi dampak positif tentu saja memberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan para remaja.
Pengaruh mana yang akan muncul, tergantung pada masing-masing penyikapan oleh individu terkait.
Berikut ini beberapa contoh pengaruh globalisasi yang bersifat negatif terhadap kehidupan para remaja;
                                                            10
  • Mendorong para remaja untuk melupakan aturan-aturan agamanya

    Hal yang cukup sulit dilakukan adalah mengimbangi pemahaman
    agama dengan kemajuan sains dan teknologi yang muncul sebagai dampak ruang globalisasi yang cukup luas. Agama terkadang dianggap sebagai penghalang kolot.
Ruang kebebasan berbudaya yang diusung oleh semangat globalisasi terkadang membawa sebagian remaja larut dalam kehidupan hingar bingar tersebut.

Agama sebagai aturan hidup hanya diletakkan di
masjid yang dihuni oleh para generasi tua. Remaja yang arif adalah mereka yang mampu menyandingkan globalisasi dengan agama yang mereka jalani. Persandingan ini akan menghasilkan pengaruh yang cukup baik terhadap perkembangan kualitas diri remaja bersangkutan.
  • Terkikisnya budaya dan adat lokal

    Segala sesuatu yang berasal dari
    luar negeri akan dianggap sebagai hal yang jauh lebih hebat ketimbang hal-hal yang berasal dari lokal. Akibatnya, banyak para remaja yang lebih berkiblat pada budaya asing ketimbang budaya sendiri. Baru kemudian sebagian orang akan bersuara jika budaya dalam negeri telah diambil oleh negara-negara asing.



11
3.3  TINGKAH LAKU REMAJA INDONESIA AKIBAT PENGARUH GLOBALISASI DI BIDANG BUDAYA
   
Tingkah laku remaja saat ini juga banyak berubah akibat dari pengaruh globalisasi yang datang dari luar.contoh akibat globalisasi pada ting kah laku  para remaja adalah  sikap yang kurang sopan terhadap orang yang lebih tua dan mengakibatkan perubahan tingkah laku yang kurang sopan pada remaja saat ini.
Berikut beberapa contoh tingkah  laku remaja akibat pengaruh globalisasi di bidang budaya:
 Penggunaan narkoba
    Remaja yang menggunakan narkoba bukan berarti memiliki moral yang lemah. Banyaknya zat candu yang terdapat pada narkoba membuat remaja sulit melepaskan diri dari jerat narkoba jika tidak dibantu orang-orang sekelilingnya.
Zat kokain dan methamphetamine yang terdapat dalam narkoba akan memunculkan energi dan semangat dalam waktu cepat. Sedangkan heroin, benzodiazepines dan oxycontin membuat perasaan tenang dan rileks dalam otak. Ketika otak sudah tidak menerima lagi asupan zat-zat tersebut, maka akan timbul rasa sakit dan itulah yang membuat seseorang kecanduan.

Mengonsumsi alkohol
    Alkohol merupakan substansi utama yang paling banyak digunakan remaja dan sering berhubungan dengan kecelakaan kendaraan bermotor yang merupakan penyebab utama kematian remaja. Menurut Clinical and Experimental Research, remaja yang mengonsumsi alkohol, daya ingatnya akan berkurang hingga 10 persen.


                                                12
Substance Abuse and Mental Health Services Administration juga mengatakan bahwa 31 persen remaja yang minum alkohol mengaku stres dan memiliki Attention-Deficit Disorder (ADD) karena jarang diperhatikan oleh orang tua.
Hubungan Seksual Pra Nikah
    Beberapa faktor yang mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah adalah membaca buku porno dan menonton blue film. Adapun motivasi utama melakukan senggama adalah suka sama suka, pengaruh teman, kebutuhan biologis dan merasa kurang taat pada nilai agama.
Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Ohio University menyebutkan bahwa remaja yang melakukan hubungan seks di usia dini cenderung menjadi pribadi yang meresahkan masyarakat, yaitu menjadi seorang pemalak.
Aborsi
    Saat ini tiap hari ada 100 remaja yang melakukan aborsi karena kehamilan di luar nikah. Jika dihitung per tahun, 36 ribu janin dibunuh oleh remaja dari rahimnya. Ini menunjukkan pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Survei Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia menemukan jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahunnya mencapai 2,3 juta dan 30% di antaranya dilakukan oleh remaja. Menurut National Abortion Federation, sebanyak 4 dari 5 wanita di Amerika telah melakukan hubungan seks sebelum usia 20 tahun, dan sebanyak 70 persennya adalah remaja. Karena mental yang belum siap, mereka pun melakukan aborsi. Pengetahuan seks yang kurang menjadi salah satu pemicunya.
Kecanduan Game
 
                                                13
Terlalu sering bermain game akan membahayakan fisik dan psikologisnya. Seperti dikutip dari PsychiatricTime, alasan anak-anak bermain
game adalah ingin mencoba sesuatu yang baru dan untuk menghilangkan stres akibat tugas sekolah atau karena suatu masalah.
    Seorang anak boleh saja bermain game, asalkan waktunya dibatasi dan hal yang terpenting adalah pemilihan game yang tepat untuk anak-anak.
Perubahan ideologi
    Masa remaja sering dikaitkan dengan masa mencari jati diri. Akibatnya mereka mudah dimasuki ideologi-ideologi dari luar dan jika ideologi itu terus dipupuk akan menyebabkan sifat idealis di kemudian hari. Sifat idealis yang terus berkembang bisa menyebabkan perbedaan pandangan dengan keluarga, dan akhirnya remaja memilih melepas keluarga dan melanjutkan ideologinya.
    Seperti contoh baru-baru ini, tersangka teroris Hotel Marriot dan Ritz Carlton Juli 2009 adalah remaja lulusan SMA yang mau melakukan aksi tersebut karena telah didoktrin jalan tersebut adalah jihad.
    Remaja gampang disusupi hal-hal negatif di atas karena jiwanya masih labil. Orangtua harus tanggap terhadap perilaku anak yang berubah agar jika sudah ada gejala-gejala yang aneh bisa segera diselamatkan sejak awal. Komunikasi yang bagus menjadi kunci anak mau berterus terang kepada orangtuanya serta pengajaran akhlak.




14
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

  Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas sangat jelaslah bahwa  globalisasi sangat berpengaruh banyak terhadap kehidupan budaya di Indonesia terutama pada kebudayaan  remaja Indonesia. Sehingga banyak sekali perubahan kebudayaan  remaja Indonesia dari segi positif maupun dari segi negativenya.

4.2 SARAN

     Dengan adanya globalisasi saat ini banyak penyebab dari negative globalisasi terhadap kebudayaan remaja Indonesia, seharusnya para remaja indonesia yang sudah terkena dampak nya harus lebih pintar menyaring budaya yang masuk ke indonesia, memperkuat imannya agar tidak terjerumus ke pergaulan bebas  pengaruh globalisai.
    Namun tidak hanya dari sisi negative nya, globalisasi pun ada dampak positif nya bagi kita semua terutama remaja agar  bisa membangun bangsa kelak dengan kecanggihan  teknologi akibat globalisasi.